Social Icons

v

27 April 2011

10 Komponen Wajib Bagi Pesilat Tapak Suci



A.   1.Kekuatan (strength),
2.Daya tahan (endurance),
3.Daya ledak (muscular power),
4.Kecepatan (speed),
5.Daya Lentur (flexibility),
6.Kelincahan (agility),
7.Koordinasi (coordination),
8.Keseimbangan (balance),
9.Ketepatan (accuracy), dan
10.Reaksi (reaction).
Komponen-komponen kondisi fisik sebagimana yang disebutkan diatas memiliki arti sebagai berikut :
1.     Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Pembinaan untuk mendapatkan kekuatan ini misalnya dengan cara dorong-mendorong atau tarik-menarik berpasangan. Push up, sit up, mengangkat beban yang tidak terlalu berat dan lain sebagainya.
2.     Daya tahan (endurance), dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yaitu :
a. Daya tahan umum (general endurance) adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.
b. Daya tahan otot (local endurance) adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
Melakukan jalan cepat 2.5 km atau lari selama 12 menit, melakukan lontaran-lontaran jurus dasar dalam waktu lebih dari 4 menit terus menerus dan lain sebagainya akan mendapatkan kemampuan daya tahan (endurance) ini.
3.     Daya ledak (muscular power), adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa : daya ledak (power) = kekuatan (force) x kecepatan (velocity). Daya ledak dapat terjadi saat seorang pesilat melompat tinggi, menendang, serta gerak lain yang bersifat explosive. Cara pembinaannya bisa dengan melalui melompat, meloncat, menendang, memukul, mengibas, mengangkat atau dengan cara skeeping rope, squat jump, dan lain sebagainya.
4.     Kecepatan (speed), adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan kesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya, seperti katak melempar tubuh atau ikan terbang kiri-kanan secara beruntun, pengkalan harimau lebih dari satu putaran dan lain-lain. Dalam hal ini, ada kecepatan gerak dan kecepatan explosive. Untuk pembinaan speed ini bisa dilakukan dengan lari cepat berjarak 30 m secara berulang dengan ditentukan garis start dan finishnya serta harus diperhatikan waktu istirahat selang diantara ulangan berlari, dan lain sebagainya.
5.     Daya Lentur (flexibility), adalah efektivitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibilitas persendian pada seluruh tubuh. Melakukan stretching . penguluran / perenggangan adalah cara untuk mendapakan daya lentur.
6.     Kelincahan (agility), adalah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi di arena tertentu. Seseorang yang mampu mengubah posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik. Adapun cara untuk mendapatkan kelincahan ialah dengan melakukan Doging Run; dengan cara berlari berbelo-belok melalui rintangan, dua kali ulangan pergi – pulang dalam waktu secepat-cepatnya, atau berlari pulang – pergi pada batas yang ditentukan dengan cara membungkuk mengambil benda pada garis bartas, kemudian berbalik berlari meletakkan benda tersebut pada garis batas yang lainnya.
7.     Koordinasi (coordination), adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya seorang pesilat yang melakukan tangkisan dengan diikuti hindaran yang kemudian berbalik menyerang dengan menggunakan pukulan dan tendangan dalam berbagai bentuk secara benar. Dalam hal ini, pesilat telah mampu mengkoordinasikan antara tangkisan, hindaran, pukulan dan tendangan. Untuk mendapatkan kemampuan koordinasi ini bisa dengan berpasangan ganda yang sudah terencana dan dilakukan dengan cepat dan tepat.
8.     Keseimbangan (balance), adalah kemampuan seseorang dalam    mengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti pada ‘hand stand’ atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian tergelincir. Dengan melakukan gerak-gerak dengan bertumpu pada satu kaki atau sambil mengangkat tumit tinggi-tinggi, meniti dalam ketinggian tertentu atau berjalan diatas papan yang bergerak-gerak akan dapat menumbuhkan kemampuan mengendalikan keseimbangan.
9.     Ketepatan (accuracy), adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. Untuk itu, pesilat perlu melakukan pukulan-pululan ataupun tendangan-tendangan pada alat penyasar (bola yang digantung dengan ketinggian tertentu sebagai sasaran tendangan, atau menggunakan sansak untuk pukulan serta tendangan dan lain sebagainya).
10.            Reaksi (reaction). Adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau perasaan lainnya, seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap, menghadapi serangan lawan yang ditujukan pada pesilat (sabung). Dengan melakukan gerak pasangan ganda yang cepat, bertenaga dan diulang-ulang akan menghasilkan reaksi yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Comment tinggalkan Komentar ya..